Senin, 13 Juli 2009

sajak dari hujan


sajak ini turun begitu hujan turun
huruf-hurufnya yang bening seketika membasahi
kertas buku ini
maka terbukalah bait pertamanya
"Telah kubandingkan kedatangan hujan dengan kedatanganmu
alam ternyata lebih menanti hujan
namun aku pasti lebih menantikanmu
karena sekali hujan menyentuh wajahmu
pasti membeku airnya dan jatuh dalam butir-butir es"
hujan tetap turun
dan langkah-langkah itu menghentikanku
maka biarlah kuakhiri sajak hujan ini dengan kalimat
"Engkaulah hujan yang ditunggu rumput kering seperti aku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

lepaskan saja